Kisah Islami,Julaibib Sahabat Rasul

iklan
Advertisement
iklan
  Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya. Demikian pula orang2, semua tak tahu/tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia.

Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat sosial yang tak terampunkan.

  Julaibib yang tersisih. Tampilan fisik dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya.

Wajahnya jelek terkesan sangar. Pendek. Bunguk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil, beratapkan langit. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yg diciduk dengan tangkupan telapak tangan.


Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhluk pun bisa menghalangi.

Julaibib menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaf terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah ia... tiada, tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam.


Julaibib yg tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Rasulullah.


“Julaibib”, begitu lembut beliau memanggil, “Tidakkah engkau menikah?”


“Siapakah orangnya Ya Rasulullah”, kata Julaibib, “yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”


Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama.




Dan di hari ketiga itulah, Rasulullah menggamit lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar.


“Aku ingin menikahkan putri kalian.”


“Betapa indahnya dan betapa barakahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa sang Nabi lah calon menantunya.


“Ooh.. Ya Rasulullah,ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami.”


“Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah,


“ku pinang putri kalian untuk Julaibib”


“Julaibib?”, nyaris terpekik ayah sang gadis


“Ya. Untuk Julaibib.”


“Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat.


“Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini”


“Dengan Julaibib?”, istrinya berseru, “Bagaimana bisa? Julaibib berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta. Demi Allah tidak. Tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib”


Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun,


“Siapa yang meminta?”


Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.


“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku”.




Baca Juga : Kisah inspiratif Jalannya Terlalu Berat

Sang gadis yg shalehah lalu membaca ayat ini :

“Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab : 36)


Kita belajar dari Julaibib untuk tidak mengutuki diri sendiri, untuk tidak menyalahkan takdir, untuk menggenapkan pasrah dan taat pada Allah dan RasulNya. Tak mudah menjadi Julaibib. Hidup dalam pilihan2 yg sangat terbatas.


Memang pasti ada batas2 manusiawi yang terlalu tinggi untuk kita lampaui. Tapi jika kita taat kepada Allah, jgn khawatirkan itu lagi. Allah Maha Tahu batas2 kemampuan diri kita. Allah takkan membebani kita melebihi yg kita sanggup memikulnya.


Urusan kita sebagai hamba hanya taat kepada Allah.Jika kita bertakwa padaNya, Allah akan bukakan jalan keluar dari masalah2 yg di luar kuasa kita. In Syaa Allah !
Advertisement
iklan
Advertisement
iklan
Kisah Islami,Julaibib Sahabat Rasul
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.